Rasyidharry September 28, 2017 Cukup , horror , Huh Jung , Korean Movie , Park Hyuk-kwon , REVIEW , Yum Jung-ah 19 komentar
Ada kalanya suatu cerita membutuhkan kemasan film panjang demi mewadahi eksplorasi menyeluruh. Sebaliknya, ada yang lebih efektif bila dipresentasikan dalam bentuk film pendek. The Mimic, selaku film horor Korea Selatan pertama yang mengumpulkan sejuta penonton sejak Killer Toon(2003) termasuk jenis kedua. Kita dibawa melihatusaha sutradara sekaligus penulis naskah, Huh Jung, memanjangkan paksa jalinan kisah ketika kombinasi beberapa poin-poin alur sejatinya sudah cukup, tanpa perlu penambahan tuturan maupun karakter yang berakhir hambar lalu terbuang percuma.
Ambil contoh momen pembuka kala sepasang pria dan wanita membunuh, kemudian menyembunyikan mayat seorang wanita (sepertinya kekasih si pria) dalam gua di gunung Jang yang membangkitkan iblis berkemampuan meniru suara manusia. Berikutnya, tokoh-tokoh itu tidak penting lagi peranannya. Huh Jung memberi mereka problematika tanpa mengangkatnya lagi, menjadikannya tak berguna. Pun siapa penyegel sang iblis urung dipaparkan lebih lanjut. Karakter yang tampil sekilas semata untuk membantu eksposisi cerita (detektif dan wanita buta) serta poin plot yang dibiarkan tertinggal hingga memancing lubang alur banyak bertebaran di The Mimic.
Sinopsis The Mimic / Jangsanbeom / 장산범 (2017)
Konflik utamanya sederhana. Pasangan suami istri, Hee-yeon (Yum Jung-ah) dan Min-ho (Park Hyuk-kwon) masih bergulat dengan tragedi hilangnya putera mereka. Hee-yeon khususnya, belum sanggup merelakan dan (merasa) melihat kehadiran sang putera. Sampai keduanya menemukan gadis cilik misterius di tengah hutan, yang rupanya mengawali teror iblis yang terinspirasi dari legenda daerah Harimau Jangsan. Sumber dari mitologi setempat, ditambah sentuhan drama ibu-anak tentunya merupakan modal memadahi, yang sayangnya, tersia-sia akibat Huh Jung kurang cakap bernarasi.
Berniat merangkai horor artistik berujung senjata makan tuan. Huh Jung sibuk memasukkan momen-momen metaforikal seperti memancing mangsa lewat penampakan lampu LED pengusir nyamuk sampai mendaki menuju cahaya di klimaks yang tak terasa pintar karena terlampau literal. Dia pun lebih gemar menggulirkan tempo lambat berisi keseharian ketimbang mengurusi mitologi menarik seputar Harimau Jangsan. Alhasil pertanyaan-pertanyaan kalau tidak boleh disebut lubangterlupakan, entah kehabisan waktu atau kesengajaan demi menyandang status horor elegan atau cerdas yang menyimpan rapat-rapat jawaban atas misteri.
Menjadi kontradiktif sewaktu di tengah usaha tampak pintar, keklisean akut justru menghiasi, sebutlah Hee-yeon yang mengejar puteranya di jalan hanya untuk mendapatinya menghilang, adegan menabrak hewan, paranormal yang menyuruh protagonis pergi dengan petuah ambigu nan aneh yang pastinya tidak bakal berhasil. Keklisean serupa menghalangi dampak emosi porsi dramanya kala Huh Jung lagi-lagi mengandalkan cara standar macam halusinasi atau teriakan frustrasi Hee-yeon sebagai gambaran goncangan psikis. Itu belum jadi pendalaman yang cukup guna menjustifikasi pilihan karakternya di akhir, apalagi memancing simpati. Setidaknya Yum Jung-ah mencurahkan segala daya upaya meluapkan emosi.
Sinopsis Emergency Declaration, Teror Virus Berbahaya Di Dalam Pesawat
Penyelamat terbesar yang membuat The Mimicterangkat derajatnya dari horor medioker jadi suguhan layak tonton adalah jump scare. Huh Jung cerdik menggabungkan hentakan mengejutkan berbasis timing sempurna dan musik penusuk telinga dengan sederet gambar-gambar beserta tata suara creepy. Hasilnya mengagetkan pula mengerikan, prestasi yang tidak semua jump scare berhasil capai. Bahkan false alarmsampai kejutan beruntun pun efeknya maksimal. Puncaknya saat dukun pemuja Harimau Jangsan menampakkan diri, merealisasikan mimpi buruk di layar lebar. Ambil sebagian klimaks dan secuil latar belakang, The Mimicakan menghasilkan film pendek berdurasi 20 menit yang luar biasa.Semua orang pasti memiliki intonasi dan gaya suara yang berbeda-beda. Ada yang tinggi, sedang dan juga rendah. Ada pula istilah seseorang yang bisa meniru suara orang lain yang disebut dengan Impersonator. Sedangkan orang yang mengisi suara disebut dengan dubber.
Namun, bagaimana jika ada seseorang yang dapat menirukan suara orang lain dengan maksud yang lain pula. Apakah ini pertanda baik atau malah pertanda buruk? Bisa jadi itu keduanya.
Film yang dibahas kali ini bertema tentang suara. Film ini berasal dari negara Korea Selatan yang berjudul The Mimic.Berdurasi 140 menit (2 jam 20 menit) dengan genre horor dan fantasi yang disutradarai oleh Huh Jung.
Sinopsis The Mimic Lengkap
Film dimulai dari sebuah keluarga besar yang terdiri dari nenek bernama Sun-ja (Heo-jin), ayah bernama Min-ho (Park Hyeok-kwon), ibu bernama Hee Yeon (Yum Jung-ah) dan seorang anak perempuan yang bernama Joon-hee(Bang Yul-seol).
Di ceritanya, keluarga besar ini sedang pindah dari suatu kota ke suatu rumah di pemukiman desa, dengan alasan untuk memperbaiki kesehatan mental sang nenek.
Tak lama setelah mereka berpindah ke rumah tersebut, ditemukanlah mayat seorang wanita tanpa identitas yang berada di dalam gua dekat rumah mereka.
Sinopsis K Movie
Tak sengaja sang ibu Hee Yeon bertemu dengan seorang gadis kecil sedang mengenakan gaun berwarna merah mudah, yang mungkin saja tersesat dan terpisah dari orang tuanya.
Karena merasa kasihan, Hee-yeon meminta izin kepada Min-ho untuk membawa gadis kecil itu ke rumahnya selama beberapa hari ke depan, sampai menemukan kedua orang tua gadis kecil tersebut.
1. Ketika ditanya siapa nama kamu, gadis kecil itu mengatakan bahwa dirinya bernama Jung-hee (Jung-hee adalah nama anak perempuan si pemilik rumah)
Show Me The Ghost
2. Sering menirukan gaya berbicara sang ayah Min-ho.Hal ini diketahui Min-ho ketika melihat gadis kecil itu memberi makan hewan peliharaan di rumah.
Dari beberapa poin di atas dapat di simpulkan bahwa gadis kecil bergaun merah muda itu, bukalah gadis yang baik. Melainkan ia adalah gadis kecil yang telah lama meninggal dunia di tahun 1980-an. Ia adalah korban dari sang ayah, yang mengambil kekuatan ilmu kebal.
Dirinya dikorban di depan gua untuk memperkuat ilmu kebal sang ayah. Namun sesuatu hal tak terduga terjadi. Gadis kecil yang bergaun merah mudah dan ayahnya itu menghilang secara tiba-tiba setelah melakukan ritual.
Best Korean Horror Movies
1. Berhati-hatilah kepada orang asing yang baru dijumpai. Jangan menilai seseorang hanya dari wajah dan umurnya. Bukan berarti semua anak kecil bersifat baik, ada juga yang memiliki tingkah laku buruk.
Kadang kalah wajah bisa menipu. Seperti orang yang pada film ini. Gadis kecil bergaun merah memiliki wajah yang belas kasihan, tapi nyatanya dirinya pembawa petaka.
2. Segala sesuatu yang akan di bawa ke rumah baik itu barang barang dan hewan peliharaan harus di kompromikan secara bersama. Sebab, kemungkinan ada yang tidak setuju ataupun tidak suka dengan yang kita bawa tersebut. Misalnya saja tak semua orang bisa memelihara kucing, ada yang alergi terhadap bulunya karena menyebabkan sesak napas.
What We Say
Sedangkan di dalam film ini sang ibu tetap ingin mengurus sih gadis kecil bergaun merah muda ini. Tanpa meminta pendapatan sang suami lagi. Karena sang suami merasa tidak nyaman dengan kehadiran gadis kecil tersebut.
0 komentar
Posting Komentar